Kamis, 16 April 2020

thumbnail

Fase Efek Minuman Beralkohol

Fase Efek Minuman Beralkohol - Seseorang yang mengkonsumsi minuman beralkohol dapat mengganggu kerja organ otaknya. Dalam dosis yang rendah, konsumsi alkohol dapat membuat seseorang merasa riang, akan tetapi dalam dosis tinggi justru dapat membuat seseorang lemah bahkan meninggal.
Fase Efek Minuman Beralkohol

Orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol maka bagian otak kecil, tengah, batang otak, dan terakhir di medulla oblongata akan terpengaruh alkohol tersebut. Setidaknya ada 6 fase yang akan dialami seseorang saat mengkonsumsi alkohol secara terus - menerus, untuk lebih jelasnya berikut adalah beberapa fase tersebut :

Fase Efek Minuman Beralkohol

1. Fase riang

Mengkonsumsi minuman beralkohol setengah gelas saja sudah dapat menekan lobus frontal yang berpengaruh pada kontrol diri, keinginan dan konsentrasi seseorang. Saat bagian otak ini ditekan dapat membuat seseorang lebih percaya diri, riang dan berani berbicara bahkan kepada orang asing. Karenanya banyak yang menganggap bahwa minuman beralkohol adalah sebagai “pelumas sosial”. Hal ini dapat terjadi ketika dalam darah seseorang mengandung 0,01 gram/100 ml alkohol atau sekitar setengah gelas alkohol saja selama 1 jam.

2. Fase meracau

Saat seseorang mengkonsumsi 2 - 3 gelas alkohol selama 1 jam maka darah akan mengandung sekitar 0,10 g/100 ml. Hal ini akan membuat kemampuan motorik terganggu, ucapannya jadi tidak jelas hingga melakukan gerakan sederhana seperti mengancingkan baju jadi terasa sulit. Efek alkohol akan terjadi saat sudah mencapai lobus parietal. Bagian otak ini merupakan pengendali tekanan, suhu, rasa, sakit dan bahasa.

3. Fase pandangan kabur

Saat efek alkohol telah mencapai lobus oksipital yang merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap informasi visual maka akan mengaburkan pandangan. Kondisi ini biasanya terjadi ketika kadar alkohol dalam darah 0,15 g/100 ml atau sudah menenggak sekitar 4 - 5 gelas minuman keras dalam waktu satu jam.

Ketika sudah mencapai titik ini, pandangan jadi kabur dan pada kondisi ini orang yang mabuk tidak disarankan untuk mengemudikan kendaraan karena sulit untuk melihat adanya orang yang berjalan di pinggir jalan maupun yang menyeberang. Selain itu juga dapat menabrak truk atau kendaraan lain yang tengah berjalan lambat. Karenanya orang yang sedang mabuk dilarang untuk menyetir atau mengendarai kendaraan. 

4. Fase ambruk

Fase selanjutnya adalah saat tingkat alkohol dalam darah 0,2 g/100 ml atau mengkonsumsi 6 gelas dalam 1 jam. Fase ini membuat seseorang menjadi sulit meraih keseimbangan sehingga berdiri saja menjadi hal yang sulit.

5. Fase lemah dan mual

Konsumsi dalam kadar tinggi hingga darah mengandung 0,25 g/100 ml alkohol membuat otak tengah akan terpengaruh sehingga seseorang menjadi sulit mengatur gerakan, pendengaran dan penglihatan. Efeknya dapat membuat orang tersebut lemas, lemah, tidak mampu berdiri, gelisah dan mual. Sebagian besar orang sudah kehilangan kesadaran bila sampai tahap ini.

6. Fase mematikan

Ini fase terakhir yang mematikan yaitu saat kadar alkohol dalam darah mencapai 0,4 g/100 ml. Ini adalah kondisi seseorang dalam tahap hidup dan mati. Hal ini terjadi karena alkohol telah mencapai medulla oblongata (bagian otak yang mengatur pernapasan dan aliran darah) yang dapat mengakibatkan seseorang meninggal. Karenanya sebaiknya jangan terlalu banyak mengkonsumsi alkohol atau bahkan kita harus menghindarinya.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments